PEMBELAJARAN
COOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION
GROUP INVESTIGATION
OLEH
Silfanus
Wiwi Akwara
NIM : 100106062
Dosen Pengampu : Herimaturida M.Pd
Konsentrsi :
Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRA STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PERSADA KHTULISTIWA SINTANG
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PERSADA KHTULISTIWA SINTANG
2013
A. Pengertian Group
investigation
Model
Group investigation seringkali
disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini
disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu
berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok
belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan
konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara
mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah
proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu
penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan
kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007:
7). Group investigation adalah kelompok
kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari
kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok
yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar
secara individual.
Eggen
& Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation
adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok
untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut
dapat
disimpulkan bahwa metode GI
mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau
objek khusus.
B. Ciri-Ciri Model Group
Investigation
Model
pembelajaran Group Investigation
merupakan model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan
aktif dalam pembelajaran.
2.
pembelajaran yang
dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam
kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan
berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami
suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
3.
pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan
suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari,
2
semua siswa dalam
kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut.
4.
adanya motivasi yang
mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
5. pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa
lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan
semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan
berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
C. Tujuan
Model Pembelajaran Grup Investigation
Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling
terkait:
- Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan.
Pemahaman
secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.
Group Investigation
melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah.
Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill)
yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model
pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan,
belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatf
D. Adapun
manfaat pembelajaran kooperatif adalah :
- Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
- Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran.
- Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim.
- Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah.
- Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
- Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
- Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya
E. Langkah-langkah model
pembelajaran Group Investigation
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6)
mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai
berikut.
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
- Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
- Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam kelompoknya.
- Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
- Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
- Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
- Evaluasi
f. Kelebihan Model Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model
pembelajaran group investigation juga
mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
5
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari
pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1)
Secara Pribadi
a. dalam
proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
b) memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
c)
rasa percaya diri dapat lebih meningkat
d) dapat
belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
e) mengembangkan antusiasme dan rasa
pada fisik
2) Secara Sosial a)meningkatkan belajar
bekerja sama
a) belajar berkomunikasi baik dengan teman
sendiri maupun guru
b) belajar berkomunikasi yang
baik secara sistematis
c) belajar
menghargai pendapat orang lain
d) meningkatkan partisipasi dalam
membuat suatu keputusan
3)
Secara Akademis
a) siswa
terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan
b) bekerja
secara sistematis
c) mengembangkan dan melatih
keterampilan fisika dalam berbagai bidang
d) merencanakan dan mengorganisasikan
pekerjaannya
e) mengecek kebenaran jawaban yang
mereka buat
f) Selalu berfikir tentang cara
atau strategi yang digunakan
sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
G. Kelemahan Model Group Investigation
Model Pembelajaran Group
Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa
kekurangannya, yaitu:
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada
satu kali pertemuan
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c) Tidak semua topik cocok dengan model
pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri
d) Diskusi kelompok biasanya berjalan
kurang efektif
e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi
prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan,
2006:9).
Daftar Pustaka
karwapi (2012)
manfaat-dan-keterbatasan-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning
(Tersedia) [online] http://.wordpress.com
eko
(2011) model-pembelajaran-group-investigation (tersedia) [online]
http.blogspot.com.
2. Model Pembelajaran Picture And Picture
Picture
and Picture adalah
suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya
gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi
urutan yang logis.
Adapun
langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Istarani (2011:7) adalah sbb:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Di
langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi
Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat
mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga
harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana
KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
- Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
Penyajian
materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian
siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam
pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang
materi yang dipelajari.
- Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).
Dalam
proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh
temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa
akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya
sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video
atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
- Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.
Di
langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara
langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara
adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang
harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
- Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.
Setelah
itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD
dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan
teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin
menarik.
- Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam
proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,
menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut
penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa
siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
- Guru menyampaikan kesimpulan.
Di
akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan
materi pelajaran
Sedangkan
menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan Picture And Picture
adalah :
Kelebihan
Model Pembelajaran Picture And Picture:
- Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
- Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
- Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
- Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
- Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan
Model Pembelajaran Picture And Picture:
- Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.
- Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.
- baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
- Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
Cirri – cirri Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif,
Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu
menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif
setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu
menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus
menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang
dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
A.Hakekat Model
Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang udan untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan
meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugs akademik agar siswa dpat menerima
teman-temannya yang mempunyai latar belakang
dan untuk mengembngkan ketrampilan siswa
B. Pengertian
Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Model
pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar
merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa,
oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti
membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam
perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan
kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam
kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Model adalah
contoh atau figur yang berkaitan dengan strategi mengajar. Model Number Head
Together (NHT) merupakan cara belajar Cooperative atau beberapa kelompok dimana
anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat honor, guru memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomor, jadi
setiap siswa memiliki tugas berbeda.
Model
pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan
percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang
dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan
keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Menurut Lie
(2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok
dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua
siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok.
C. Ciri-ciri (NHT)
Numbered Heads Together :
1.
Adanya kelompok heterogen.
2.
Setiap siswa mempunyai nomer tertentu.
3.
Tugas yang mereka dapat sesuai dengan nomer yang dimiliki
4.
Presentasi kelompok dengan nomer yang sama.
D. Tujuan (NHT) Numbered
Heads Together :
Ibrahim
mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT yaitu :
1.
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.
Pengembangan keterampilan social
Bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud
antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau
menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
E.
Manfaat Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat
Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya.
Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan
model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita
yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus
disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya
adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah
laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Number Head Together
dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren dalam Ibrahim
(2000: 18), ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa antara lain adalah :
1.
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.
Memperbaiki kehadiran
3.
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.
Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.
Konflik antara pribadi berkurang
6.
Pemahaman yang lebih mendalam
7.
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.
Hasil belajar lebih tinggi
E.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap
siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim
(2000: 18), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
Dengan model
NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat
dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan
sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.
Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga
langkah yaitu :
a) Pembentukan
kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban
antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.
Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok
disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang
berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu,
dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar
dalam menentukan masing-masing kelompok.
3.
Tiap kelompok harus memiliki buku
paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap
kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa
dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4.
Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru
membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam
kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS
atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,
dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5.
Memanggil nomor anggota atau pemberian
jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
6.
Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan
jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran NHT
Kelebihan:
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
A. Hakekat Model
Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus
yang dirancang udan untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugs akademik agar siswa dpat menerima
teman-temannya yang mempunyai latar belakang
dan untuk mengembngkan ketrampilan siswa
B. Pengertian
Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Model
pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar
merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh
siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti
membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam
perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).
untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir
dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas
pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut.
2
|
Model
pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan
percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang
dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan
keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Menurut Lie
(2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para
siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran
kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok
dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua
siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok.
3
|
C. Ciri-ciri (NHT)
Numbered Heads Together :
1.
Adanya kelompok heterogen.
2.
Setiap siswa mempunyai nomer tertentu.
3.
Tugas yang mereka dapat sesuai dengan nomer yang dimiliki
4.
Presentasi kelompok dengan nomer yang sama.
D. Tujuan (NHT) Numbered
Heads Together :
Ibrahim
mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT yaitu :
1.
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.
Pengembangan keterampilan social
4
|
E. Manfaat
Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat
Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya.
Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu
merupakan model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan
mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan
kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah
dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan.
Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan
tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Number Head
Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren dalam Ibrahim
(2000: 18), ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa antara lain adalah :
1.
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.
Memperbaiki kehadiran
3.
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.
Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5
|
6.
Pemahaman yang lebih mendalam
7.
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.
Hasil belajar lebih tinggi
F.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap
siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim
(2000: 18), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
6
|
Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga
langkah yaitu :
a) Pembentukan
kelompok;
b) Diskusi masalah;
c)
Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.
Pembentukan kelompok
7
|
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok
harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4.
Diskusi masalah
Dalam kerja
kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
5.
Memanggil nomor anggota atau pemberian
jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
6.
Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan
jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
G. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran NHT
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru